Kenaikan Harga Bahan Baku Pakan
Bayangi Emiten Pertenakan Ayam
Emiten sektor pertenakan dan pakan unggas dibayangi sentimen
kenaikan harga pembelian bahan baku, khususnya jagung, yang terjadi berssamaan
dengan penurunan harga jual ayam pedaging (broiler). Fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga ikut mempengaruhi sampai akhir
tahun.
Meski demikian, senetimen
tersebut hanya bersifat jangka pendek atau sampai akhir tahun. Untuk jangka
menengah dan panjang, emiten sektor perunggasan tetap menjanjikan dengan
tingkat pertumbuhan kinerja keuangan tetap tinggi. Beberapa emiten sektor perunggasan
tersebut adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
Analis
Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja mengatakan, kenaikan bahan baku jagung
memberikan pengaruh besar terhadap tingkat margin keuntungan bisnis pakan
ternak, apalagi bahan baku ini menjadi penyumbang terbesar produksi pakan.
Kenaikan
harga beli dipicu atas kekerigan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.
Hal ini membuat harga jagung per September 2018 sempat menembus level Rp 6.500
per kilo gram.
“Kenaikan
tersebut tergolong signifikan, jika dibandingkan dengan harga pembelian jagung
per Februari 2018 di level paling rendah Rp 2.800 per kilo gram,” tulisnya
dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Harga
pembelian jagung yang tinggi diperkirakan bertahan hingga akhir tahun ini,
apalagi sebagian besar atau setara dengan 65% dari total volume panen jagung
nasional terjadi pada semester I.”Oleh karena itu, kami memperkirakan kenaikan
harga jagung akan berlanjut hingga akhir tahun ini dan diperkirakan kembali
normal pada semester I-2019,” terangnya
0 Komentar