Ad Code

Responsive Advertisement

Jawara Pedas dari Toraja


Cabai katokkon berpenampilan cantik salah satu kekayaan lokal Tanatoraja yang berpotensi untuk dikembangkan di tanah air. Katokkon bukan sembarang cabai. Bentuk buahnya unik, sekilas mirip paprika merah berukuran mini. Aroma daging buah katokkon sangat khas dan pedas. Harganya lebih tinggi dua kali lipat dibanding dengan jenis cabai lain di pasar lokal Tanatoraja.
Di dalam kehidupan masyarakat Toraja cabai katokkon memiliki nilai sosial sangat tinggi. Masyarakat setempat menggunakan katokkon sebagai bumbu masakan pada acara-acara tertentu seperti syukuran maupun perayaan hari besar. Selain itu masyarakat setempat acap memanfaatkan katokkon sebagai bumbu kuliner tradisional, misalnya pantollo' lendong dan pantollo' duku' manuk.

Superpedas
Katokkon terdaftar resmi di pusat perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian dengan nomor publikasi 055/BR/PVL/02/2014. Salah satu sentra budidaya katokkon di Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara. Hasil pengamatan secara taksonomi menunjukkan katokkon termasuk dalam kelompok cabai merah besar dan cabai merah keriting alias Capsicum annum.

Orang awan kerap salah mengira katokkon sebagai habanero salah satu jenis cabai pedas di dunia. Bila diperhatikan sekilas penampilan katokkon memang mirip habanero. Buah katokkon yang pendek dan gendut mengingatkan pada sosok salah satu cabai terpedas di dunia itu. Apalagi katokkon juga memiliki tingkat kepedesan yang sangat tinggi , yakni 400.000-691.000 SHU (Scoville Heat Unit).

Dibandingkan dengan cabai red savina habanero dan chocolate habanero masing-masing hanya 350.000-577.000 SHU dan 425.000-577.000 SHU. Katokkon berbobot 65-90 gram perbuah dengan ketebalan daging 6-7 mm. Kandungan per 100 gram buah terdiri atas 16,84 mg vitamin C, 85,4% air dan 9,20% gula. Buah tahan simpan hingga 7-10 hari pascapetik.

Apabila daging buah terbelah tampak biji-biji kecil berbentuk bulat pipih, jumlahnya sekitar 200-225 biji perbuah. Pekebun biasanya menggunakan biji dari buah matang sebagai sumber benih untuk penanaman berikutnya. Bentuk tanaman katokkon berupa perdu dengan tinggi 100-120 cm. Batang berwarna hijau, berbentuk silindris, dan memiliki lingkar batang 10-20 cm.

Daun tanaman berwarna hijau tua, berbentuk jantung dengan ujung runcing, dan memiliki susunan tulang daun menyirip. Panjang daun sekitar 19-21 cm, sedangkan lebarnya 15-17 cm. Tanaman belajar berbunga saat berumur 3-4 bulan pascatanam. Mahkota bunga berjumlah 5 dengan warna putih keunguan. Selang 40 hari buah buah nan ranum pun siap panen.

Katokkon menyukai lingkungan hidup yang sejuk di tanah-tanah dataran tinggi. Di Toraja Utara panen raya katokkon berlangsung pada Maret sampai April dan September sampai Oktober. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Toraja Utara, Salvius Pasang SP MP, ketinggian lokasi penanaman, kondisi tanah dan pemberian pupuk sangat berpengaruh bagi pertumbuhan katokkon.

Sumber : Bundel Trubus

Posting Komentar

0 Komentar