Udang
vaname (Littopenaeus Vannamei)
merupakan udang yang sangat cocok untuk dibudidayakan karena memiliki tingkat
keberlangsungan hidup yang tinggi dan ketahanan yang baik terhadap penyakit.
Sebagai
salah satu komoditas ekspor potensial, udang vaname sudah dibudidayakan para
peternak dari berbagai daerah di Indonesia. Lokasi budidaya udang ini juga akan
terus diperluas.
Dibandingkan
dengan jenis udang lainnya, udang vaname punya beberapa keunggulan. Kelebihan
udang vaname di antaranya seperti adaptasi tinggi terhadap lingkungan suhu
rendah, perubahan salinitas (khususnya salinitas tinggi), pertumbuhan yang
relatif cepat, dan kelangsungan hidupnya tinggi.
Walaupun
udang vaname terlihat mudah untuk dibudidayakan, ada beberapa teknik yang perlu
diperhatikan agar pembudidayaannya menghasilkan keuntungan yang besar. Simak
tipsnya sebagai berikut.
Tahap Persiapan Budidaya
1. Persiapan Kelayakan Tambak
Tahap
ini bertujuan untuk mempercepat proses oksidasi yang dapat membuang gas-gas
beracun dan membunuh bibit hama penyakit yang ada di dasar tambak. Tahap ini
dilakukan dengan mengeringkan tambak, membajak tambak, dan mengembalikan pH
tanah tambak ke tingkat keasaman 7.5-8.5.
2. Penebaran Mikroorganisme
Di sini, mikroorganisme yang dipersiapkan adalah mikroorganisme yang menghasilkan pakan alami bagi udang. Mikroorganisme ini nantinya juga akan membantu menyerap amonia, memberantas bakteri yang merugikan, menghasilkan oksigen, dan menstabilkan suhu air.
Teknis Budidaya
1. Pemilihan dan Cara Penebaran
Benur
Benur
udang vaname yang layak dibudidayakan harus sehat, bersertifikat dan berukuran
minimal 0,8 cm. Selain itu, benur juga harus beradaptasi terhadap suhu tambak.
2. Manajemen Pakan
Pada
udang vaname, pakan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pakan tepung (untuk udang
berusia <15 hari), pakan granula/crumble (untuk udang berusia 16-45 hari),
dan pelet (untuk udang berusia 46-120 hari).
3. Pengamatan Kualitas Air
Air
yang digunakan adalah air laut murni atau air dengan salinitas (tingkat
keasinan) di atas 15 ppt. Batas kedalaman air di tambak adalah 100 cm dan harus
diganti setiap 60 hari. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui parameter suhu,
DO, salinitas, pH, kecerahan, dan warna air.
4. Perawatan
Berbagai
perawatan seperti pemberian kultur probiotik dan multivitamin harus dilakukan
untuk menjaga kesehatan udang vaname. Tambak juga harus diberikan disinfektan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Perawatan
juga dapat dilakukan dengan memilih teknik yang tepat untuk budidaya, salah
satunya teknik bioflok. Penggunaan teknologi bioflok pada budidaya udang vaname
dapat meningkatkan kualitas air, meningkatkan efisiensi pakan, dan menghambat
berkembangnya penyakit selama budidaya.
5. Panen
Sebelum
panen, sebaiknya air tambak diberi kapur untuk mencegah molting (proses
pergantian cangkang) pada saat panen. Panen dilakukan jika udang sudah berbobot
16–20 gram/ekor atau berumur 3-4 bulan. Untuk menjaga mutu, panen dapat
dilakukan secara keseluruhan (panen total) atau sebagian (panen parsial) dengan
menggunakan jala.
Itu
dia beberapa tips dalam menyiapkan untuk budidaya udang vaname, semoga
bermanfaat.
0 Komentar