Sumber google |
Pendahuluan
Padi
(Oryza Sativa) Merupakan tanaman pangan berupa rumput
berumpun. Tanaman pertanian berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat
Tropis dan Subtropis. Padi merupakan tanaman yang sudah dibudidayakan sejak
berabad-abad yang lalu terutama di Indonesia. Padi merupakan salah satu
komoditas pangan utama di Indonesia karena di Indonesia mayoritas masyarakatnya
mengkonsumsi nasi, hal ini berdampak padi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Terdapat 25
spesies Oryza, yan gdikenal adalah O. Sativa dengan dua subspesies yaitu Indica
(padi bulu)yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan
menjadi dua tipe yaitu padi yang ditanamn di dataran tinggi dan padi sawa yang
di dataran rendah. Padi memiliki beberapa varietas unggul yang berasal dari
Bogor seperti : Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi),
Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul
introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah
jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB
34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah). Saat ini IPB telah mengeluarkan varietas
baru yang hasil panennya lebih tinggi dan lebih tahan terhadap hama penyakit
yaitu varietas IPB S3 dan IPB S4.
Syarat Tumbuh
Iklim
1.Padi
tumbuh di daerah tropis atau subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
2.Rata-rata
curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun.
3.Padi
dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi
meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air
melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
4.Di
dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 derajat
C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat
C.
5.Tanaman
padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
6.Angin
berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan
merobohkan tanaman.
Media Tanam
1.Padi sawah
ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras
30 cm di bawah permukaan tanah.
2.Menghendaki
tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.
3.Keasaman
tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam
menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak
merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki
lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya
mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan
pengolahan tanah yang khusus.
Proses Budidaya
A.
Proses
Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Syarat
benih yang baik:
1.Tidak mengandung
gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang.
2.Warna gabah
sesuai aslinya dan cerah.
3.Bentuk gabah
tidak berubah dan sesuai aslinya.
4. Daya
perkecambahan 80%.
2)
Penyiapan Benih
Benih
dimasukkan ke dalam karung goni dan direndam 1 malam di dalam air mengalir supaya
perkecambahan benih bersamaan.
3)
Teknik Penyemaian Benih
Untuk
satu hektar padi sawah diperlukan 25-40 kg benih tergantung pada jenis padinya.
Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari sebelum semai. Luas persemaian kira-kira
1/20 dari aeral sawah yang akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru
kemudian dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm.
Sebelum penyemaian, taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 gram/meter
persegi. Benih disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.
4)
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian
diairi dengan berangsur sampai setinggi 5 cm. Semprotkan pestisida pada hari ke
7 dan taburi pupuk urea 10 gram/meter persegi pada hari ke 10.
5)
Pemindahan benih
Bibit
yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 25-40 hari, berdaun 5-7 helai,
batang bawah
B.
Pengolahan Media
Tanam
1.Bersihkan
saluran air dan sawah dari jerami dan rumput liar.
2.Perbaiki
pematang serta cangkul sudut petak sawah yang sukar dikerjakan dengan bajak.
3.Bajak sawah
untuk membalik tanah dan memasukkan bahan organik yang ada di permukaan.
4.Pembajakan pertama
dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari setelah itu dilakukan pembajakan ke dua yang disusul oleh pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam.
5.Ratakan
permukaan tanah sawah, dan hancurkan gumpalan tanah dengan cara menggaru.
Permukaan tanah yang rata dapat dibuktikan dengan melihat permukaan air di
dalam petak sawah yang merata.
6.Lereng yang
curam dibuat teras memanjang dengan petak-petak yang dibatasi oleh pematang
agar permukaan tanah merata.
C.
Teknik Penanaman
Pola Tanam
Pada
areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 x setahun, tetapi pada sawah
tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija. Pergiliran
tanaman ini juga dilakukan pada lahan beririgasi, biasanya setelah satu tahun
menanam padi.
Penanaman Padi
Bibit
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm
atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi
dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada
tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih
rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman
3-4 cm.
D.
Pemeliharaan
Tanaman
Penjarangan dan
Penyumlaman Padi Sawah
Penyulaman
tanaman yang mati dilakukan paling lama 14 hari setelah tanam. Bibit sulaman
harus dari jenis yang sama yang merupakan bibit cadangan pada persemaian bibit.
Penyiangan Padi
Sawah
Penyiangan
dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan sekaligus dengan
menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3
dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi
dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
Pengairan Padi
Sawah
Syarat
penggunaan air di sawah:
a)
Air berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pengairan/ Dinas
Pertanian dengan aliran air tidak deras.
b)
Air harus bisa menggenangi sawah dengan merata.
c)
Lubang pemasukkan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air merata di
seluruh lahan.
d)
Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah.
Kotoran berfungsi sebagai pupuk.
e)
Genangan air harus pada ketinggian yang telah ditentukan.
Setelah
tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit.
Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur
8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu
padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25.
Pemupukan
Pupuk
kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu
pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kg/ha,
TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha. Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4
minggu, 6-8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam.
Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan
dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang
keluar malai
.
E.
Hama dan
Penyakit
1.Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunaakan benda-benda digantung untuk menghalaunya.
2.Walang sangit, penyerangan dilakukan
saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot
menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
3.Tikus, hewan yang satu ini dapat
merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang
cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan
gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan
sebagainya yang dicampur dengan phospit.
4.Ulat serangga, serangga-serang itu
bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara
pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT,
Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.
F.
Panen
Ciri dan Umur
Panen
Padi
siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian
bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir
hijau rendah.
Cara Panen
Keringkan
sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal
batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Panen
dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder,
panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper
harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar.
G.
Pasca Panen
1.Perontokan.
Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (±60 jam orang
untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan
dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat
dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam
orang untuk 1 hektar hasil panen.
2.Pembersihan, Bersihkan gabah dengan cara dikayak atau ditapi atau dengan blower manual. kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3%.
3.Jemur gabah
selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %. Secara
tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering. kebersihan
gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman.
4.Penyimpanan.
Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat
tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).
Sumber: Berbagai sumber
0 Komentar