Ad Code

Responsive Advertisement

Impor Beras Untuk Kepentingan Siapa ?

Agribisnismsg3.com-Gemah Ripah Loh Jinawi merupakan salah satu predikat yang melekat di negara Indonesia, yang memiliki arti kekayaan alam yang melimpah. Tidak dipungkiri bahwa di Indonesia segala macam kekayaan alam ada mulai dari lautan sampai pegunungan tersedia sampai ada lagu yang menggambarkan bahwa tanah kita ini tanah surga " tongkat kayu dan batu jadi tanaman", kita hanya menacapkan kayu dari batang singkong saja bisa langsung tumbuh di Indonesia. Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki curah hujan yang cukup baik untuk segala macam tanaman. Dilihat dari aspek geologi Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga pegunungan yang terbentuk kaya akan mineral. 

Beras, sumber : google

Selain dari daerah Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, masyarakat Indonesia pun sebagian besar memiliki pekerjaan di bidang pertanian. Namun belakangan ini Indonesia sedang mengalami kekurangan jumlah petani, berdasarkan data dari Badan pusat statistik jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian kini mengalami penuruna  dari 39,22 juta pada 2013 menjadi 38,97 juta pada 2014 dan pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali menjadi 37,75 juta. Pada tahun 2017 di perkirakan hanya sekitar 35 juta penduduk Indonesia yang berkeja di bidang pertanian. Penurunan jumlah petani dikarenakan banyak faktor seperti jumlah petani berkurang karena sudah mulai tutup usia, pemuda Indonesia enggan melanjutkan profesi petani karena dianggap tidak menjanjika, dan lahan pertanian sudah mulai banyak yang beralihfungsi dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. 

Impor Beras
Impor bersa akhir-akhir ini menjadi topik yang hangat di bidang pertanian, karena kementrian perdagangan berencana akan impor beras sebanyak 500.000 ton beras dari Vietnam dan Thailand. Yang menjadi fokus permasalahan impor beras saat ini adalah pertama, jenis beras yang akan di impor adalah beras khusus bukan medium yang notabenya bukan kebutuhan pokok di Indonesia, kedua data dari masing-masing lembaga di Indonesia berbeda sehingga timbul data yang tidak valid,ketiga momentum impor tidak pas karena terdapat beberapa daerah yang sudah memasuki panen raya dan keempat jumlah beras yang akan di impor terlalu banyak karena 500.000 ton. 

Bedasarakan penjelasan kementrian pertanian yang disampaikan oleh kepala pusat data dan informasi pertanian bahwa stok gabah yang ada di Indonesia setiap tahunnya berjumlah 5 juta ton dan dikonversi ke beras menjadi 3 juta ton, sedangkan kebutuhan beras masyarkat Indonesia hanya 2.6 juta ton sehingga masih terdapat surplus sebanyak 400.000 ton. Namun pada lain kesempatan Amran Sulaiman Mentri Pertanian mengatakan bahwa stok beras di Indonesia dibawah 1 juta yang merupakan batas aman stok yang harus ada di gudang, namun Pak Mentri menjelaskan bahwa hal itu dapat teratasi dengan adanya panen raya yang akan dilaksanakan di beberapa daerah pada awal februari. 

Beras, sumber : google
Hal yang terpenting ketika pemerintah akan megambil keputusan yaitu data, karena melalui data kita dapat mengetahui kebutuhan mana yang perlu disegerakan dan kebutuhan mana yang kiranya sudah mampu di pasok oleh negara sendiri, namun yang terjadi dari masing-masing lembaga memiliki data masing-masing yang jumlahnya berbeda antara satu dengan yang lain. 

Saat ini petani sedang menikmati harga gabah yang cukup baik yaitu sekitar Rp 5.000- Rp 6.000 per Kg, hal ini diprediksikan akan berlangsung sampai awal bulan februari, kebijakan impor beras akan merugikan petani karena dengan adanya beras impor yang beredar di pasaran secara otomatis akan menurukan harga beras yang cukup signifikan dan hal tersebut akan berpengaruh kepada pengepul gabah dan pedagang gabah untuk menurukan biaya beli dari petani. 

Selain itu juga perlu diperhatikan pula harga beras di Indonesia naik bukan semata-mata karena kekurangan pasokan beras melainkan ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu hal tersebut, terdapat oknum yang melakukan penyelundupan seperti yang terjadi di Klaten beberapa minggu lalu, saluran distribusi yang masih dibilang cukup sulit dan data yang kurang valid sehingga menimbulkan anggapan bahwa Indonesia kekurangan beras, padahal apabila ditelisik lebih dalam lagi banyak petani yang sudah melakukan panen dan kebingungan untuk menjualnya, hal ini berarti menunjukan bahwa di Indonesia masih terdapat banyak beras. 


Posting Komentar

0 Komentar