Ad Code

Responsive Advertisement

Budidaya Ikan Nila



Usaha budidaya ikan nila adalah salah satu bisnis yang layak untuk dicoba dan ditekuni. Selain cukup mudah untuk dijalankan, budidaya ikan nila ternyata cukup menguntungkan, bahkan bisa mendapat keuntungan bersih puluhan juta per bulan. Ikan Nila ini rasanya lebih lezat, lebih disukai dari pada lele dan mujair. Kalau serius, Anda bisa menjadikan usaha budidaya ikan nila sebagai bidang bisnis utama. Hanya saja harus berhati-hati, karena berternak ikan Nila ini gampang-gampang susah. Kalau Anda hanya membuat kolam ikan kemudian diisi air dan diberi pakan, dijamin Anda akan lebih banyak menemukan ikan yang mati! Iya, kan? Setelah berselancar di berbagai forum penggiat bisnis ini, ternyata perawatan ikan nila ini bisa dibilang unik. Meskipun keunikan tersebut bukan sebuah hal mahal dan rumit, tapi bila diabaikan begitu saja bisa saja Anda mengalami banyak kerugian.
Perawatan ikan Nila ini termasuk mudah dan ukuran kolamnya pun tidah harus besar. Bila kita perhatikan lebih jauh, prospek bisnis ternak ikan Nila ini sebenarnya lumayan bagus jika serius menjalanknya. Bahkan kita bisa menjalankannya di lahan yang sempit dengan mengugnakan media terpal. Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang gurih dan lezat. Permintaan akan ikan Nila tidak pernah sepi, baik di restoran maupun untuk kebutuhan keluarga. Usaha budidaya ikan Nila termasuk salah satu usaha yang cepat balik modal dan menguntungkan. Alasannya, ikan Nila bisa dipanen dalam beberapa bulan saja dengan harga jualnya termasuk stabil di pasaran. Dan karena budidaya ikan Nila ini termasuk mudah, semua orang pun bisa menjalankannya tanpa harus mengganggu pekerjaan utama Anda saat ini.
Prinsip Dasar Usaha Budidaya Ikan Nila
Pemeliharaan ikan nila ini paling bagus dilakukan secara monokultur atau merawat induk jantan dan induk betina secara terpisah. Tujuannya adalah untuk mempermudah peternak melakukan pemijahan atau seleksi induk.
1. Menyiapkan Kolam Ikan Nila yang Layak
Karena ikan nila ini merupakan ikan tawar, maka yang paling baik adalah menggunakan tanah lempung karena mampu menahan massa air. Baiknya lagi diternak di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 300-600 dpl. Selain itu, suhunya dipastikan sekitar 25-30 derajat celcius dan juga kadar garam sekitar 35/ml dan pH-nya sekitar 5-7. Beberapa orang menyarankan agar melakukan proses pengapuran sebelum penggunaan kolam digunakan. Hal ini untuk membersihkan kolam dari hama dan ikan liar. Gunakan 25-200 gram/m2. Pengapuran ini dilakukan setelah kolam dikeringkan. Jangan lupa tambahkan pupuk organik dengan menggunakan pupuk alami dari kandang dengan kadar 50-700 gram/m2. Bisa juga mengkombinasikan pupuk TSP dengan dosis 15 gram dan 10gram/m2.
2. Memilih Benih Ikan Nila yang Akan Dibudidayakan
Memilih benih ikan Nila yang baik adalah proses yang sangat penting dalam budidaya ikan Nila. Alasannya, benih ikan Nila yang baik akan meningkatkan kualitas ikan Nila yang akan dipanen nantinya. Ikan Nila yang berjenis kelamin jantan biasanya pertumbuhannya dua kali lebih cepat dibanding ikan Nila betina. Itulah sebabnya mengapa kita lebih baik memilih ikan Nila jantan ketimbang betina, agar proses perkembangbiakan lebih cepat dan hasilnya lebih banyak. Selain itu, jangan mencampur banyak ikan betina dan ikan jantan dalam satu kolam karena ikan Nila memiliki sifat memijah atau melakukan perkawinan. Proses pemijahan ini akan membuat bobot ikan Nila terhambat karena kehabisan energi.
3. Penebaran Benih Ikan Nila Dalam Kolam
Biasanya kedalaman air di dalam kolam untuk budidaya ikan Nila adalah sedalam 60 – 75 cm. Sedangkan tingkat kepadatan jumlah ikan Nila di dalam kolam adalah sebanyak 15 ekor ikan hingga 30 ekor ikan per meter persegi. Ukuran benih ikan Nila biasanya adalah 10 gr hingga 20 gr per ekor. Dan ukuran ikan Nila yang siap dipanen biasanya adalah setelah mencapai berat 300 gr per ekor. Sebelum menebar benih ikan Nila ke kolam, sebaiknya perlu dilakukan proses adaptasi terhadap kondisi kolam tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kematian benih ikan Nila setelah disebar ke dalam kolam.
4. Pemberian Pakan Ikan Nila
Pemberian pakan ikan nila bisa berupa tepung ikan 25%, kopra 10%, dedak halus 65%. Atau, pellet yang berkadar 20-30%. Anda bisa memberikan pellet ini sekitar 2-3% dari berat populasi dan coba berikan di waktu pagi dan sore. Untuk membuat pakan ikan Nila sendiri, Anda bisa menggunakandedak halus 26 gram, tepung jangung 8 gram, tepung ikan 30 gram,  tepung benewa 2 gram, tepung terigu 22 gram, bungkil 10 gram, vitamin 1,5 gram dan air secukupnya. Masukkan semua bahan ini ke dalam waduh kemudian aduk hingga merata. Tambahkan air dan uleni sampai adonan berbentuk pasta. Bila sudah, gunakan penggilingan daging yang memiliki ukuran 3-5mm lalu buatlah pellet seperti biasanya. Bilah sudah, letakkan di wadah lebar dan jemur di bawah terik matahari atau gunakan oven. Berikan pakan ini dua kali sehari secukupnya. Pakan ini dinilai hemat sehingga tidak akan mengganggu perkembangan usaha budidaya ikan nila di awal.
5. Masa Panen Ikan Nila
Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan hingga 6 bulan agar ikan Nila bisa dipanen. Pada usia tersebut berat ikan Nila sudah mencapai 300 gr – 500 gr per ekor. Proses budidaya ikan nilai ini sebenarnya terhitung cukup cepat. Mulai dari proses penebaran benih hingga akhirnya masa panen, hanya membutuhkan waktu 4 – 6 bulan saja. Dan tentu saja Anda bisa panen setiap bulan, bila usaha tersebut sudah mulai berkembang nantinya.
Cara Memilih Induk Ikan Nila
Pemilihan induk  berkualitas akan menghasilkan anakan yang bagus. Hal ini menentukan prospek usaha budidaya ikan nila Anda. Induk betina memiliki ciri fisik khas seperti warna yang keabu-abuan, ujung sirip ekor berwarna keabuan, agak lembek, perutnya lebih besar dan memiliki warna merah pada lubang saluran telur. Induk betina ini memiliki lubang anus, lubang urogenital dan lubang genital papilla tempat keluarnya telur. Sementara induk jantan memiliki dua lubang urogenital, yaitu anus dan lubang ke dua yang berfungsi mengeluarkan urin dan sperma. Lubang ke-dua ini lebih meruncing atau menonjol. Pemilihan induk lebih baik yang berukuran 100 gran ke atas. Untuk induk jantan dengan umur 4-5 bulan memiliki berat sekitar 120-180 gram. Induk jantan ini memiliki warna hitam, merah cerah di area sirip punggung dan putih di dagu.
Cara Pemijahan Ikan Nila
Proses pemijahan ini terbilang cukup unik. Induk jantang akan membuat lubang di dasar kolam dengan diameter 3-5 cm. Lubang ini akan digunakan oleh induk betina untuk memijahkan lubang dan kemudian dibuahi induk jantan. Setelah itu, telur-telur ini dierami di dalam mulut ikan sekitar 3-5 hari. Cara pemijahan ikan nila yang paling umum digunakanadalah pemijahan sistem dua kolam. Jadi Anda tidak perlu memindahkan anak-anak ikan tersebut. Cukup dengan memberikan pembatas agar tidak dimakan oleh ikan jantan. Ada perbandingan khusus yang wajib diperhatikan. Untuk kolampendederan gunakan perbandingan 1:2 atau 1:4. Kolam perdederan harus lebih dalam, sekitar 50-60cm. Untuk kolam pemijahan sendiri untuk induk jantan dan betina adalah 1:2; 1:3 atau gunakan 1:4. Gunakan bambu carang untuk memisahkan anakan nila dan induk jantan.

Nah, bila sudah cukup besar, pisahkan lagi anakannya di kolam terpisah agar bisa berkembang maksimal. Dan Anda bisa mengira-ngira jadwal panennya, sehingga ke depannya bisa menghasilkan secara teratur. Kalau bisa miliki beberapa kolam ikan nila supaya Anda bisa membuat daftar ikan nila yang siap dipanen di bulan berikutnya, dan usaha budidaya ikan nila Anda menjadi semakin besar. Kalau ditanam di perairan payau, sebenarnya ikan nila bisa cepat besar hanya dalam waktu 15 hari.

Posting Komentar

0 Komentar