Hal lumrah ketika kita mendengar
bisnis ternak, yang dibayangkan kalo tidak sapi, kambing pasti ayam. Namun
ternyata hewan yang kita anggap mustahil untuk diternak ternyata bisa
menghasilkan omset yang cukup besar. China sendiri sempat booming ternak kecoa
yang menghasilkan pundi-pundi uang.
Di
Indonesia negara yang kaya akan alamnya tentu tak kalah dengan China, berikut
ini hewan-hewan ternak unik atau aneh yang sudah ada di Indonesia.
1.
Budidaya cacing
Bisnis
satu ini memang menjijikkan. Tapi, melihat nilai jualnya yang mahal, banyak
orang mengubah rasa jijik menjadi ketertarikan.
Keunggulan
budidaya cacing yaitu pakan murah-berlimpah, perkembangan cepat, penyakit
relatif tidak ada, perawatan mudah serta prospek pasar yang sangat terbuka.
Harga cacing di pasar saat ini mencapai Rp Rp 40.000 – Rp 60.000 per kilogram. Permintaan
cacing juga tinggi khususnya dari peternakan belut dan lele.
Sama seperti jangkrik, cacing juga tidak membutuhkan media yang besar. Ukuran kolam tempat budidaya cacing idealnya memiliki panjang dan lebar 1 x 4 meter. Untuk satu kolam biasanya diisi 15 -20 kilogram indukan cacing. Masa panennya juga cukup singkat yakni 30 hingga 40 hari. Menariknya, dalam waktu 40 hari, 15 kilogram bibit cacing tersebut bisa berkembang menghasilkan 3 kali lipat, yaitu 45 kilogram per kolam.
2.
Budidaya Bekicot
Olahan
bekicot sudah lama diminati oleh masyarakat Prancis dalam menu escargot.
Semakin menjamurnya restoran Prancis membuat peluang budidaya bekicot terbuka
lebar. Selain itu, daging bekicot banyak dibutuhkan peternak karena mengandung
protein tinggi. Lendirnya digunakan perusahaan kosmetik sebagai bahan
anti-penuaan. Sayangnya, budidaya bekicot di Indonesia belum ramai.
Untuk beternak bekicot, diperlukan lokasi tanah yang basah serta lembap dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu tanah yang disukai adalah jenis tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat pembentukan cangkang. Bisnis bekicot cukup menggiurkan karena harga jualnya bisa mencapai Rp 1 juta per kg. Jika diekspor, harga jualnya bahkan bisa mencapai Rp 10 juta per kg.
3.
Budidaya Belut
Sekilas,
belut memang mirip ular sehingga membuat banyak orang bergidik geli. Di balik
tubuhnya yang licin, rupanya belut menyimpan banyak gizi. Salah satu varian
belut yang mulai banyak dibudidayakan adalah jenis belut super. Berbeda dengan
belut pada umumnya, belut super memiliki ukuran lebih besar. Ukuran lingkar
tubuhnya mencapai 6,5 cm dengan panjang sekitar 50 cm.
Pakan
untuk belut super sebaiknya berasal dari pakan alami seperti kodok, ikan, dan
cacing. Pemberian pakan juga tidak boleh terlambat karena belut bisa memangsa belut
lainnya jika kelaparan.
Untuk setiap lima kolam lumpur berukuran sekitar 2x5 meter, setiap kolam bisa menghasilkan 250 kg belut. Harga setiap kilogramnya mencapai Rp 30.000-Rp 35.000. Dengan demikian, omzet yang didapat bisa mencapai Rp 40 juta-Rp 50 juta sekali panen. Jika dalam setahun bisa tiga atau empat kali panen, maka dalam setahun kamu bisa menghasilkan Rp 120-200 juta.
4.
Budidaya Lintah
Lintah
acapkali dianggap sebagai hewan menjijikkan. Namun sEiring menjamurnya
pengobatan alternatif menggunakan lintah, permintaan akan hewan melata ini
makin tinggi. Budidaya lintah tergolong sederhana karena hanya butuh kolam
kecil. Risikonya pun nyaris tidak ada karena lintah tidak mudah terkena
penyakit dan mati.
Harga bibit lintah hanya sekitar Rp 1.000 per ekor. Setelah dewasa lintah bisa dijual hingga Rp 3.000 per ekor. Jika dalam sebulan kamu bisa menjual 3.000 ekor lintah, kamu bisa mengantongi Rp 9 juta. Untung ini terbilang besar karena untuk pakan, lintah hanya diberi makan dua minggu sekali. Pakan yang disarankan adalah belut ataupun ikan lele karena berkulit licin sehingga memudahkan lintah untuk makan.
5.
Budidaya Cacing sutera
Cacing
sutera termasuk dalam budidaya cepat panen. Umumnya, cacing sutera akan tumbuh
baik setelah berusia dua minggu dari penebaran bibit. Panen pertama pun bisa
kamu lakukan setelah umur cacing lebih dari 75 hari. Cacing sutera memiliki
kandungan protein yang tinggi, yakni sekitar 52 persen.
Protein tinggi ini mendukung pertumbuhan ikan. Bentuknya yang kecil dan halus juga cocok dikonsumsi ikan, terutama ikan air tawar. Dengan lima kolam ikan ukuran 3x3 meter, kamu bisa menghasilkan 180 liter hingga 300 liter cacing sutera. Jika harga seliternya Rp 45.000, maka omzet yang diperoleh dalam sebulan mencapai Rp 8 juta-Rp13 juta. Pasarnya pun tidak pernah sepi karena cacing sutera selalu dibutuhkan peternak ikan.
0 Komentar