Tanah
merupakan komponen utama dan penting bagi daya dukung suatu kemampuan lahan
terhadap pemanfaatannya oleh manusia. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang
secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran
penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa
organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur).
Kesuburan Tanah
merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana tanah mampu mendukung pertumbuhan
tanman dengan berbagai komponen di dalamnya seperti kimia, biologi dan fisika.
Secara umum banyak yang
menduga kesuburan tanah sama dengan kesehatan tanah, pada dasarnya berbeda,
karena kesehatan tanah lebih diartikan sebagai kondisi tanah yang mendukung dan
menjamin tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa adanya
gangguan berbagai aspek.
Saat
ini, banyak lahan pertanian di
Indonesia, khususnya Jawa, kondisinya sangat memprihatinkan, karena mengalami
kerusakan dan miskin unsur hara. Salah satu penyebab utamanya adalah akibat
penggunanan pupuk an-organik (non hayati), yang pemberiannya tidak
memperhatikan takaran atau berlebihan.
Dampak negatif dari
penggunaan pupuk an-organik itu, antara lain ditandai dengan terjadi penurunan
produksi dan kemerosotan kesuburan tanah. Kandungan pupuk an-organik (pupuk
kimia), ini sangat berdampak buruk bagi kesuburan tanah. Selain itu, tidak
semua zat kimia subtitusi (pengganti hara), bisa diserap oleh tanaman.
Untuk mengatasi kondisi
lahan pertanian yang mengalami kerusakan (kritis) itu, katanya, bisa dilakukan
dengan menggunakan pupuk organik (pupuk hayati). Pupuk organik bertindak
sebagai subtitusi pupuk an-organik.
Salah satu jenis pupuk
organik adalah kompos. Kompos merupakan pupuk organik dari hasil proses
dekomposisi (perombakan) dan mineralisasi yang dilakukan oleh mikrobia aerob
dalam kondisi lingkungan yang hangat dan lembab.
Penggunaan kompos
sangat baik, karena dapat memberikan manfaat untuk tanah maupun tanaman. Kompos
bisa memperbaiki komposisi mikroorganisme tanah, menggemburkan tanah,
menyuburkan tanah, memperbaiki struktur tanah dan porositas tanah, meningkatkan
daya ikat tanah terhadap air, dapat menyimpan air, dan mencegah lapisan kering
pada tanah.
Penggunaan kompos
memang baik untuk perbaikan tanah sebagai media tumbuh tanaman. Hanya saja, Anda
harus melakukan pengomposan terlebih dahulu agar nilai C/N pada sumber bahan
organik dapat tersedia bagi tanaman.
Proses pengomposan
bahan organik menjadi pupuk harus dipastikan telah matang (proses pengomposan
selesai). Pupuk organik yang telah matang, akan berdampak optimal ketika
digunakan. Sebaliknya, sumber bahan organik mentah justru berdampak buruk pada
tanah jika digunakan karena mempunyai kadar rasio C/N yang tinggi. C/N rasio
adalah hasil perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen.
Oleh karena itu, untuk membantu proses pengomposan bahan organik menjadi pupuk agar cepat jadi salah satunya adalah dengan mencampurkan FORMULA MSG 3 pada saat pengolahan. Dengan penggunaan FORMULA MSG 3 ini proses fermentasi kompos dapat selesai dalam waktu singkat yaitu 1- 2 hari saja.
0 Komentar