Dalam Peringatan Hari
Statistik Nasional (HSN) Tahun 2022 ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar
Parawansa bersama Kepala BPS Jatim, dan jajaran Kepala OPD di lingkungan
Pemprov Jatim kembali melakukan gerakan nandur mangrove. Dari gerakan ini,
Khofifah kembali mengajak seluruh masyarakat untuk sedekah oksigen.
"Dari sangat
banyak referensi kita bisa mendapatkan informasi bahwa produksi oksigen dari
mangrove ini 5 kali lipat lebih tinggi dari pada tanaman yang ada di daratan.
Maka sesungguhnya yang akan bisa mendapatkan berkah oksigennya bukan hanya
warga Surabaya, bukan hanya Jatim, bukan hanya Indonesia tapi dunia," kata
Khofifah saat menghadiri Peringatan HSN Tahun 2022 di Kebun Mangrove Wonorejo,
Rungkut, Surabaya, Senin (26/9/2022).
Usai menanam mangrove,
Khofifah menyampaikan pentingnya satu data dan big data dalam proses
pengambilan kebijakan di Jatim.
"Satu data ini
akan menjadi bagian dari penguatan percepatan efektivitas, efisiensi, dan
akuntabilitas dari berbagai proses pengambilan kebijakan pembangunan di Jatim.
Sehingga seluruh layanan yang ada di lingkup Pemprov Jatim akan semakin
terintegrasi," kata Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah
menjelaskan, adanya satu data ini penting untuk mendukung perencanaan dan
pembangunan Jatim, dan mempercepat layanan publik dan mewujudkan kesejahteraan
rakyat. Hal ini selaras dengan implementasi Satu Data Indonesia (SDI) dalam
Penyelenggaraan Sistem Statistik Nasional (SSN).
"Satu data ini
sangat penting terutama dalam penyaluran program perlindungan sosial. Apalagi
saat ini kita sedang menyalurkan berbagai program perlindungan sosial dampak
inflasi dan kenaikan BBM. Sehingga adanya satu data yang akurat ini dapat
mencegah pemberian bantuan agar tidak salah sasaran," terangnya.
Menurutnya, ada dua
pilar utama perlindungan sosial. Yang pertama yaitu pemuktahiran data. Di mana
data harus memiliki akurasi tinggi, lengkap dan mencakup seluruh penduduk. Dan
yang kedua adalah integrasi antar program.
Untuk itu, ia
menyampaikan terima kasih atas peran yang sangat signifikan dari keluarga besar
BPS se-Indonesia. Bahwa dari seluruh tugas-tugas tim statistik yang ada di
berbagai daerah, semua bisa berseiring dengan support dari masing-masing
daerah, dan elemen strategis yang ada.
Sementara, terkait
dengan pelaksanaan Sensus Pertanian pada Tahun 2023 mendatang, Khofifah
mengatakan bahwa salah satu krisis yang dihadapi dunia adalah terkait krisis
pangan. Untuk itu, ia meminta kab/kota untuk bisa memetakan antara area lahan
hijau yang produktif untuk sawah, dengan lahan tidak produktif bagi industri.
"Jadi lahan yang
tidak produktif ini bisa digunakan untuk lahan industri, tapi bagi lahan hijau
yang produktif terutama area persawahan tolong tetap dijaga produktivitasnya sehingga
bisa dimaksimalkan untuk produktivitas pangan. Ini jadi bagian dari penguatan
kita menjawab krisis pangan dunia," katanya.
Menurutnya, tidak mudah
untuk memberseiringkan antara lahan sawah dan lahan untuk industri. Tentunya,
semua Perda di masing-masing kabupaten/kota sudah membuat pemetaan antara lahan
hijau dan lahan industri.
"Antara penggunaan
lahan sawah dan penggunaan lahan untuk industri meskipun regulasinya sudah
jelas namun sering ditemukan ada conflict of Interest. Itulah yang membutuhkan
komitmen kita semua bahwa hari ini dunia sedang menghadapi ancaman krisis
pangan. Mari kita jaga produksi.pangan Jatim," katanya.
Sementara itu, Kepala
BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, Giat penanaman bibit mangrove dan tebar
benih ikan serta benur udang ini merupakan salah satu rangkaian peringatan HSN
tahun 2022 yang diselenggarakan BPS Provinsi Jatim dan dilakukan serentak
bersama 38 kabupaten kota se-Jatim.
"Kegiatan ini
merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan diri pada responden data. Terutama
responden yang berhubungan dengan aktivitas pertanian seperti tanaman pangan,
tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan juga
perikanan. Hal ini demi menyukseskan Sensus Pertanian yang akan dilakukan tahun
depan," katanya.
"Kegiatan ini
adalah wujud kepedulian seluruh insan perstatistikan di Jatim pada kelestarian
lingkungan hidup yang secara bersama-sama melakukan kegiatan sejenis baik
penanaman bibit Mangrove, Penghijauan pada beberapa jenis lahan serta pemberian
bantuan pertanian seperti benih ikan maupun bibit tanaman produktif,"
sambungnya.
Di sisi lain, momen HSN
ini menurut Dadang juga dijadikan sebagai momen untuk persiapkan kegiatan
Sensus Pertanian tahun 2023. Sensus dilakukan karena Jatim merupakan sentra
pertanian atau lumbung pangan nasional.
0 Komentar