Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman
pisang disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC). Penyakit ini
merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini
menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang. Didalam
bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga menyebabkan tanaman layu dan
akhirnya mati.
Tanaman pisang yang sudah terserang layu fusarium akan
mengalami perubahan warna daun menjadi kuning hingga cokelat, batang pecah,
bagian dalam bonggol berwarna gelap, serta tunas atau anakan kerdil. Layu
fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
Penyakit bisa menular sangat cepat jika penyebaran cendawan ini melalui air. Penyakit ini tak akan bisa diobati, yang bisa dilakukan adalah mencegahnya dengan cara-cara sebagai berikut:
- Buang dan bakar tanaman pisang yang sudah terlanjur terserang penyakit ini.
- Menanam lebih dari satu varietas atau menanan bibit yang sehat
- Jangan memasukkan bibit, bonggol dan tanah dari daerah yang sudah terkontaminasi.
- Gunakan bibit yang bebas penyakit (hasil kultur jaringan)
- Bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman
- Tanam jenis pisang yang tahan terhadap penyakit FOC (ketan, tanduk, raja kinalun dan muli)
- Menggunakan agensia hayati seperti Trichoderma sp dan Gliocadium sp dan Pseudomonas Fluorescens
Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak dilakukan termasuk pemakaian
bahan kimia yang ternyata menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, untuk
mengatasi masalah tersebut maka pengendali hayati menjadi sangat penting
seperti penggunaan bakteri antagonis yang hidup di daerah perakaran, mempunyai
prospek yang dapat berfungsi untuk menekan penyakit dan dapat mendorong
pertumbuhan tanaman.
Alternatif lain untuk mengendalikan
penyakit layu fusarium adalah dengan
memanfaatkan mikroba agen pengendali hayati (seperti trichoderma sp).
Pengendalian dengan cara ini dilaporkan cukup efektif dan belum ada yang
melaporkan timbulnya ketahanan jamur patogen terhadap agen pengendali hayati
Sementara itu, saat tanaman sudah terserang fusarium, sebaiknya lakukan
eradikasi dengan cara menyuntikkan batang menggunakan minyak tanah atau
herbisida. Dosis minyak tanah yang dibutuhkan 25–40 ml untuk tanaman
dewasa, 15–25 ml untuk tanaman muda, dan 5–15 ml untuk tanaman yang masih
kecil. Adapun herbisida yang digunakan sebanyak 10 ml per tanaman.
Titik injeksi berada di sekitar 50 cm dari permukaan tanah dan disuntikkan
dengan kemiringan 45–60°. Penyuntikan dapat dilakukan dua kali apabila tanaman
kokoh atau sedang musim hujan. Penyuntikan kedua dilakukan satu pekan setelah penyuntikan
pertama.
0 Komentar