Ayam
Shamo adalah jenis ayam asal Jepang yang dipercaya sebagai turunan ayam Asil
dari Pakistan. Sama dengan nenek moyangnya itu, Shamo selama ini lebih banyak
dikembangbiakan untuk dijadikan ayam petarung karena posturnya yang tinggi
besar serta sifatnya yang agresif.
Ayam
shamo adalah salah satu jenis ayam yang biasa di adu dan berasal dari Jepang.
Fisik ayam shamo memang hampir mirip dengan bentuk ayam bangkok yang tegap dan
tulangnya besar.
Ayam
shamo sudah terkenal dengan julukan raja sabung. Tidak hanya banyak ditemukan
di jepang, tetapi saat ini sudah tersebar di beberapa Negara Asia lainnya
termasuk Indonesia.
Sejak
1941, ayam Shamo dimasukkan dalam daftar unggas yang dilindungi di Jepang. Ini
karena jumlahnya yang terus berkurang seiring dengan nilai gunanya yang makin
beragam dan perkembangbiakannya yang tidak seberapa pesat.
Shamo
juga ada di beberapa negara lain seperti Inggris, Australia, dan Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat, Shamo juga dimasukkan dalam daftar unggas yang
diawasi alias hampir punah di alam bebas.
Ayam
Shamo asli pejantan ukurannya bisa mencapai 2-5 kg tergantung pada jenisnya.
Sementara, untuk betina, ukurannya sekitar 1,5 -3 kg. Mereka tergolong ayam
dengan bulu yang kaku dan warnanya acak. Kebanyakan warnanya gelap, tetapi ada
pula yang berwarna sembur terang dan gelap. Membuat coraknya menawan.
Kaki
ayam Shamo berwarna kuning pekat, sama dengan paruhnya. Tinggi badannya
tergolong yang tertinggi di antara spesies lain. Hampir menyamai ayam Malay
yang sampai kini memegang status dengan postur tubuh tertinggi di dunia. Ayam
ini memiliki bahu yang lebar dan bidang sehingga mewujudkan kesan gagah dan
tangguh.
Ekor
mereka pendek dan tubuhnya ramping ke atas. Tubuhnya memang tidak sebesar ayam
Asil atau berkurva seperti ayam Malay, melainkan lebih tegap.
Tak
hanya tanaman hias dan ikan cupang yang bisa dibanderol dengan harga selangit.
Masyarakat pun mulai menyasar ayam jenis Shamo untuk diperjualbelikan dengan
harga yang fantastis mencapai puluhan juta.
Harga
ayam Shamo yang tinggi dipengaruhi oleh budaya mengadu ayam jago atau
cockfighting. Seperti yang kita tahu, budaya ini sudah ada sejak masa lalu dan
sangat populer di Asia dan Amerika Selatan. Menghilangkan budaya ini sama
sekali memang bukan hal mudah.
0 Komentar