Hama
wereng atau thrips merupakan salah satu hama yang sering menyerang tanaman.
Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan di tanaman. Serangan hama
menyebabkan kerusakan sel-sel tanaman yang ditandai dengan bercak putih
mengilap pada daun tanaman.
Bercak
putih tersebut merupakan rongga pada daun yang sudah kehilangan cairan. Bercak
putih tadi akan berubah menjadi kecokelatan, kemudian daun akan mati secara
perlahan.
Serangan
yang berat dapat menyebabkan daun, pucuk, dan tunas-tunas baru akan mengeriting
dan menggulung ke dalam. Bahkan, terkadang dapat menyebabkan benjolan yang
menyerupai tumor.
Serangan
hama kutu wereng dapat menyebabkan pertumbuhan tunas berhenti dan tanaman
menjadi kerdil.
Sebetulnya,
serangan kutu wereng masih bisa dicegah dengan beberapa cara seperti melakukan
pergiliran tanaman, pembersihan lahan dengan sempurna, pemasangan perangkap,
dan penyemprotan pestisida/insektisida.
Pemberian
pestisida merupakan langkah terakhir dalam mengatasi serangan hama kutu wereng.
Pasalnya, pemberian pestisida tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus mengikuti
beberapa catatan penting.
Bila
penggunaan pestisida lebih dari satu merek produk, hendaknya digunakan secara
bergantian dan enggunaannya jangan melebihi takaran yang dianjurkan.
Pestisida
dapat digunakan saat serangan sudah melebih ambang batas, yakni ada 10 kutu
pada satu daun. Seluruh bagian tanaman harus terkena semprotan pestisida. Penyemprotan
harus dilakukan sesuai dengan siklus hidup hama, yakni sekitar 20 hari.
Pestisida
juga perlu ditaburkan pada tanah karena kemungkinan ada banyak pupa hama yang
berjatuhan di sekitar tanaman. Oleh karenanya, alangkah lebih baik gunakan
pestisida organik seperti PestiNa MSG 3.
PestiNa merupakan pestisida nabati yang mengandung zat
azadirachtin, yang merupakan insektisida yang sangat aktif, telah digunakan
secara luas dan terbukti dapat mengatasi lebih dari 500 jenis hama.
Penggunaannya juga aman sehingga tak akan merusak alam.
0 Komentar