Ad Code

Responsive Advertisement

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)




Hari para pembaca sekalian,,
kali ini MSG 3 akan sharing informasi mengenai Zat Pengatur Tumbub (ZPT),




Zat Pengatur Tumbuh atau hormon (fitohormon) tumbuhan merupakan senyawa organik yang bukan termasuk hara, ZPT apabila dalam jumlah sedikit dapat memacu, menghambat dan bisa merubah proses fisiologi pada tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh memberikan peranan penting dalam dunia pertanian. Pemahaman tentang fungsi dan peran hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan sesuatu yang wajib dipelajari bagi pelaku pertanian. Sebab penggunaan hormon tersebut harus dilakukan dengan tepat agar tidak merusak lingkungan. Hormon tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam kadar yang sangat sedikit mampu memberikan efek atau reaksi secara biokimia, fisiologis dan morfologis. ZPT berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan maupun pergerakan taksis tanaman dengan cara memacu, menghambat atau mengubahnya. Tumbuhan bisa memproduksi ZPT sendiri (endogen) untuk mempengaruhi pertumbuhannya sendiri. Selain itu tumbuhan juga bisa dipengaruhi oleh hormon dari luar (exogen). Hormon exogen merupakan bahan kimia sintetik buatan manusia yang memiliki peran sama seperti hormon endogen.

Ada beberapa zat pengatur tumbuh yaitu :




1. Auksin

Auksin adalah hormon tumbuhan mempunyai fungsi untuk mengatur pembesaran dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem. Auksin dapat digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan baik.  Hormon auksin secara alami ditemukan pada bagian akar tanaman, ujung batang tanaman dan bunga.



2. Sitokinin

Sitokinin berfungsi untuk memicu proses pembelahan sel pada tumbuhan supaya berjalan dengan baik. Terdapat dua Senyawa yang dapat berfungsi sebagai sitokinin adalah kinetin dan zeatin. Kinetin pada awalnya ditemukan pada ekstrak sperma burung bangkai. Zeatin alami dapat diperoleh pada biji jagung muda. Selain itu zeatin juga bisa didapatkan pada air kelapa.



3. Giberelin

Giberelin, sering juga disebut dengan GA (gibberellic acid) atau asam giberelat. Giberelin memiliki kemiripan sifat dengan sitokinin. Giberelin dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tanaman.Giberelin alami dapat diperoleh pada tumbuhan paku-pakuan/pakis, jamur, lumut, gymnospermae dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar dan daun muda).Giberelin dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. GA bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan baik akar, daun maupun batang tanaman, seperti pengembangan benih, perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, perpanjangan batang, serta deferensiasi akar. Pemberian giberelin di bawah tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis tumbuhan tersebut. Daun tumbuhan berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan pada daun, terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan tersebut.



4. Gas etilen

Zat Pengatur Tumbuh ini sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni pada saat kita memeram buah. Misalnya penggunaan ethrel untuk mempercepat pematangan buah, cabe, atau penggunaan karbit pada pemeraman buah-buahan.
Etilen mempunyai fungsi untuk membantu proses pematangan buah, memacu pembungaan, merangsang pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang, merangsang pengguguran buah dan daun, merangsang perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah, memperkokoh batang tanaman dan mengakhiri masa dormansi.Jika digunakan bersamaan dengan giberelin, etilen berfungsi dalam mengatur perbandingan bunga jantan dan betina pada tumbuhan berumah satu.




5. Inhibitor

Inhibitor memiliki peran dalam menghambat pertumbuhan batang. Penerapan hormon inhibitor dimanfaatkan pada jenis tanaman umbi, yakni untuk membantu pembesaran umbi sehingga bisa mendapatkan panen yang sesuai dengan keinginan. Misalnya pada tanaman kentang, wortel, bawang, dan sebagainya. Penerapannya dilakukan ketika akan mencegah pertumbuhan tunas baru untuk memperbesar umbi tanaman. Pencegahan pertumbuhan tunas berfungsi supaya pasokan makanan fokus pada umbi yang sudah ada.

Baik sekian untuk sharing kita kali ini,,
kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi pertanian yang menarik 
Terima kasih

Posting Komentar

0 Komentar