Ad Code

Responsive Advertisement

Serangan ubur ubur api yang diwaspadai

 

Struktur “balon” pada ubur-ubur api disebut pneumatophore dan berperan sebagai pelampung sekaligus layar yang membantu hewan tersebut untuk mengapung dan bergerak dengan memanfaatkan angin.

Ubur-ubur api memiliki bentuk seperti balon dengan warna yang transparan. Ada yang berwarna biru, merah muda, hijau atau ungu dengan tentakel yang memanjang di bagian bawahnya.

Karena itu, ubur-ubur api (Physalia physalis) dapat terbawa angin hingga ribuan kilometer ke wilayah-wilayah pantai dan dapat menyengat para wisatawan.

Sengatan ubur-ubur api dapat menyebabkan beberapa gangguan fisiologis. Orang yang tersengat ubur-ubur api dapat mengalami rasa terbakar pada kulit, eritema, sesak napas, kejang-kejang, dan gagal jantung bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Berdasarkan morfologi dan anatomi, secara umum ubur-ubur api memiliki bentuk menyerupai balon lonjong transparan. Warna pada ubur-ubur api memberikan kamuflase yang baik di laut dan dibentuk oleh komplek biliprotein, yaitu grup prostetik bilatriene.

Ubur-ubur api memiliki struktur tubuh yang rumit dengan variasi morfologi yang tinggi (polymorphism). Tubuhnya terdiri dari beberapa kesatuan zooid yang disebut dengan kormidia. Setiap kormidia bersifat tripartit (tiga kelompok zooid).

Terdapat empat zooid di dalam satu individu ubur-ubur api, yaitu pneumatophore, gastrozooid, dactylozooid dan gonozooid.

Keempat zooid tersebut memiliki struktur dan fungsi yang sangat berbeda satu sama lain, namun tetap bersinergi serta tidak dapat hidup tanpa salah satu zooid tersebut.

Ubur-ubur api mempunyai toksin yang bersifat kardiotoksik, neurotoksik, muskulartoksik dan hemolitik. Mangsa yang tersengat dapat mengalami kelumpuhan (paralyze) atau bahkan kematian.

Pengujian toksin pada hewan anjing (canine) menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah, peningkatan laju pernafasan dan hemolisis. Pada hewan kecil seperti tikus, hasil pengujian menunjukkan bahwa dosis 0,037 ml/kg bersifat letal.

Diduga target utama dari toksin ubur-ubur api adalah mengganggu transpor ion Na di dalam jaringan dan sel.

Berdasarkan berbagai kasus serangan pada manusia, diketahui bahwa toksin ubur-ubur api pada manusia menunjukkan berbagai gangguan pada sistem syaraf, jantung dan kulit.

Akibatnya, korban mengalami berbagai gejala, seperti rasa sakit yang hebat, kebingungan, mual, muntah, gangguan pernafasan, nekrosis pada kulit, disfungsi vasomotor (sistem pelebaran dan penyempitan pembuluh darah), kram, pingsan, kelumpuhan, hingga gagal jantung dan kematian.

KONTEN MENARIK TENTANG DUNIA AGRIBISNIS (KLIK SINI)

Posting Komentar

0 Komentar