Ad Code

Responsive Advertisement

Membuat Pakan Sapi dari Limbah Kotoran Ayam

 

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas.

Limbah jika dalam jumlah besar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem Alam. Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem tidak dikelola dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya.

Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.

Salah satu permasalahan yang banyak di peternakan yaitu ketersediaannya pakan. Hal ini didasari oleh analisis para pakar bahwa lahan penggembalaan dan hijauan makan ternak (HMT) semakin terbatas, di sisi lain limbah pertanian dan agroindustry pertanian dan pangan sangat besar. Ditambah, saat musim kemarau para peternak kesulitan untuk mencari pakan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kini telah ditemukan inovasi pakan ternak alternatif berbahan litter (feses/kotoran ayam). Selain bahan yang mudah didapat, litter  (feses ayam) juga murah produksinya dan bernilai ekonomis.

Dilansir dari radarkudus.jawapos.com, inovasi ini ditemukan oleh Cahya Cahya Setya Utama yang merupakan dosen dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Diponegoro.

Dalam sosialisasinya, beliau memberikan materi mengenai bahan yang harus disiapkan untuk membuat pakan, diantaranya kotoran ayam broiler 1 ton, urea 6 kg, tetes 15 liter, mineral 6 kg, garam 3 kg, dan starter 6 kg.

Untuk uji coba pakan hasil penemuannya, Cahya menjadikan ternak sapi di daerah Kudus dan Rembang sebagai ternak percobaannya. Dari hasil uji laboratorium, kandungan protein pada litter yang terfermentasi sebesar 17%. Juga tidak ada kandungan bakteri pathogen dan meat bone meal (MBM).

KONTEN MENARIK TENTANG DUNIA AGRIBISNIS (KLIK SINI)

Posting Komentar

0 Komentar