Ikan
kobia merupakan komoditas andalan masa depan perikanan Indonesia. Mengingat,
ikan ini pertumbuhan cepat, singkat, dan lebih tahan terhadap penyakit
dibandingkan ikan laut lain.
Ikan
kobia atau gabus laut bakal menjadi andalan budidaya laut ke depan. Selain
sudah bisa dibudidaya masyarakat dengan memanfaatkan keramba jaring apung
(KJA), ikan kobia juga diminati pasar manca negara.
Spesies
ini sangat cocok dibudidayakan karena Ikan Kobia mudah dipijahkan, kelangsungan
hidupnya cukup tinggi, cara pemberian pakannya juga mudah dan ikan ini
merupakan ikan yang memiliki proses pertumbuhan sangat cepat dan adaptif.
Sedangkan
tekstur daging kompak dan enak, sehingga
banyak diminati konsumen. Selain itu, ikan kobia tidak bau amis, daging
putih dan rendah kadar histamin. Nah, histamin
merupakan senyawa turunan asam
amino yang terdapat pada daging ikan yang seringkali memicu alergi atau keracunan.
Secara
garis besar, Ikan Kobia memiliki tubuh yang berbentuk menyerupai torpedo.
Sebagai ikan perenang cepat, kepala dan mulutnya relatif lebar dibandingkan
bagian tubuh lainnya. Selain itu, Ikan Kobia memiliki warna abu-abu pada kepala
dan badan bagian atasnya, sedangkan pada bagian bawahnya berwarna putih ke
kuning-kuningan. Ikan ini dapat berukuran mencapai 202 cm, namun umumnya antara
80-100 cm.
Tempat budidaya
Budidaya
ikan cobia biasanya dilakukan pada rakit yang kerangkanya terbuat dari kayu
keras seperti kayu ulin atau kayu bayam berukuran
5 cm × 5 cm × 6 cm atau 5 cm ×10 cm × 6 cm yang dapat digunakan sebagai bahan
rakit. Budidaya juga bisa
dilakukan dalam keramba jaring apung berukuran 2 m × 2 m × 2 m. Luas keramba
tersebut digunakan untuk membudidaya benih berukuran 25 gram. Keramba berukuran
3 m × 3 m × 3 m digunakan untuk ikan berbobot 1 kg.
Benih
Benih
yang digunakan bisa berasal dari Balai Besar Riset Perikanan yang terdekat dari
tempat tinggal Anda. Padat tebar pada keramba jaring untuk benih berukuran 25
gram sekitar 800 ekor. Setelah ikan tumbuh dan dipindahkan dalam keramba jaring
untuk ikan berbobot 1 kg, padat tebar menjadi kurang dari 10 ekor/m3.
Pakan
Pakan
yang diberikan adalah ikan rucah atau pakan buatan (pelet) dengan porsi yang
menyesuaikan bobot ikan. Semakin besar bobot ikan, akan semakin sedikit dosis
pakan serta frekuensi pemberian pakan.
Panen
Cobia sudah bisa dipanen saat berukuran 25—30 cm dengan masa pemeliharaan selama 80—100 hari. Sistem panen yang diakukan adalah total atau seluruh ikan dalam satu keramba
0 Komentar