Jelang Hari Raya
Idul Adha Peternak sapi di Sanan, Kota Malang, khawatir dengan ancaman wabah
penyakit menular Lumpy Skin Disease (LSD). Para peternak berharap Pemerintah
Kota Malang mampu mengendalikan wabah ini agar tidak masuk ke daerah ini. Salah
satu peternak, Kurniawan Hutomo mengatakan, bahwa wabah ini sudah sampai
Pasuruan. Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Malang. Informasi lintas
peternak masuknya wabah LSD hampir sama dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku
yakni melalui transmisi antar daerah.
"Kalau
disini tidak ada (LSD), semoga tidak ada, kalau khawatir pasti ada. Kalau kata
teman saya di Pasuruan itu ada, itu penyebabnya hampir sama dengan PMK
(Penyakit Mulut dan Kuku), (sapi) dari luar daerah masuk ke sana, jadi
menular," kata Kurniawan Hutomo, Senin, 12 Juni 2023. Pencegahan yang dilakukan oleh para peternak
adalah saling memantau pergerakan keluar - masuk sapi. Apalagi selain LSD
mereka sebenarnya juga masih bergelut dengan wabah PMK. Pada pekan lalu, seekor sapi mati akibat
wabah PMK. Dua pekan lalu ada 5 ekor sapi mati karena PMK. Jumlah kasus
kematian menurun dibandingkan tahun lalu yang hampir setiap hari. "Dulu tahun lalu (2022), sapi mati
hampir setiap hari ada, kalau sekarang rentan waktunya lebih panjang, kadang
selang satu atau dua bulan memang masih ada sapi mati kena PMK. Tapi saat ini
kondisinya lebih baik," ujar Kurniawan.
Data para petani, saat ini setidaknya ada 3.500 ekor sapi yang diternak
di Sanan. Sekitar 85 persen sudah divaksin PMK. Diantaranya, sapi jenis Limosin
dan Simmental. Untuk vaksinasi, biasanya petugas Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Malang memantau kondisi kesehatan sapi kurang dari 7 hari jelang
Hari Raya Idul Adha
"Tidak
semua mau divaksin. Tapi petugas itu, biasanya keliling ke kandang-kandang,
mantau kesehatan sapi, juga diberi vitamin," tutur Kurniawan. Kurniawan pun mengatakan, bahwa dampak dari
PMK dan LSD para pembeli lebih memilih kambing ketimbang sapi. Hal ini menjadi
tantangan lain bagi peternak. Padahal Hari Raya Idul Adha merupakan momen yang
paling ditunggu.
"Mungkin
pembeli khawatir, juga kambing itu lebih efisien, kalau sapi sekarang
penyembelihannya susah, tempatnya juga tidak semua masjid bisa menampung,"
kata Kurniawan. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang,
Anton Pramujiono mengatakan sebenarnya kasus PMK di Kota Malang sudah tidak
ada. Basisnya adalah, tidak adanya laporan masuk ke pihaknya dari para
peternak. Selain itu, Pemkot Malang juga rutin melakukan vaksinasi PMK pada
sapi. "Belum ada, semoga tidak ada
lagi (kasus PMK). Sebenarnya untuk kasus PMK di Kota Malang sudah tidak ada,
karena kegiatan vaksinasi sudah secara rutin dilakukan sebagai upaya pencegahan
PMK," tutur Anton.
0 Komentar