Pemerintah
Kota (Pemkot) Sukabumi, menyoroti soal konsekuensi pertumbuhan perkotaan yang
bakal berdampak terhadap menyusutnya lahan pertanian.
Penjabat
Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji menjelaskan, alih fungsi lahan menjadi
tantangan saat ini dimana luas lahan pertanian pada 2022 lalu hanya 28 persen
dari luas Kota Sukabumi atau sekitar 1.371 hektare.
Sementara,
berdasarkan hasil validasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) luas areal
persawahan pada 2023 menyusut menjadi 1.221 hektare.
“Ya, di satu
sisi, kita membutuhkan lahan pertanian, tetapi di sisi lain, kita juga
membutuhkan kegiatan pembangunan berkelanjutan,” kata Kusmana saat menghadiri
rembuk Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Kampung Nangela, Kecamatan
Baros, Senin (23/10).
Lanjut Kusmana,
alih fungsi lahan pertanian ini berdampak pada produksi pangan sehingga
produksi beras atau pangan Kota Sukabumi hanya mencukupi 30 persen kebutuhan
warganya.
“Untuk mengatasi
kekurangan pangan, Kota Sukabumi sangat bergantung pada distribusi dari daerah
sekitar, seperti Kabupaten Sukabumi dan Cianjur,” ujarnya.
Tak hanya itu,
lanjut Kusmana, tantangan lain yang dihadapi sektor pertanian adalah putusnya
regenerasi. Mayoritas petani di Kota Sukabumi berusia di atas 50 tahun,
generasi muda tampaknya enggan terlibat dalam dunia pertanian.
“Pemerintah
telah memperkenalkan program terkait pertanian ini. Di masa kepemimpinan Kang
Emil dan Kang Uu, pemerintah provinsi Jawa Barat telah meluncurkan Petani
Milenial. Program ini baru efektif pada tahun ketiga,” bebernya.
Pemkot Sukabumi,
mendorong pemanfaatan teknologi dan informasi dalam kegiatan pertanian dan
teknologi informasi harus digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) terutama generasi muda yang ingin terlibat dalam pertanian. “Selain itu,
penggunaan teknologi dalam pertanian dapat meningkatkan hasil produksi,”
ucapnya.
Ia menambahkan,
intensifikasi dan diversifikasi pertanian sangat penting. Keterlibatan unsur
pentahelix dapat menjadi solusi untuk masalah pertanian.
“Para pengusaha
didorong untuk terlibat langsung dalam sektor pertanian. Para entrepreneur
harus beralih ke sektor pertanian dan siap menghadapi tantangan di masa depan,”
tukasnya. (bam)
0 Komentar