Ad Code

Responsive Advertisement

Pakar Dunia Berkumpul di Yogyakarta Bahas Lahan Pertanian Global

 

Para pakar di dunia berkumpul di UGM untuk membahas pentingnya lahan pertanian global atau dunia bagi pangan dunia. Ada 21 pakar dari 11 negara berdiskusi tentang restorasi lahan pertanian global di tengah perubahan iklim dan konversi lahan yang mengancam krisis pangan dunia Workshop Stocktaking G20 Global Land Initiatives yang bertajuk "Trigger Change! Innovative Agriculture Solutions for Land Restoration, a Global Course" di ruang Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM pada 7-10 November.

Dekan Fakultas Geografi, Danang Sri Hadmoko mengatakan pertemuan ini dalam upaya bersama dalam mengatasi berbagai tantangan restorasi lahan di seluruh dunia. Para pakar ini berasal dari Belanda, Perancis, Bangladesh, Swiss, Kanada, India, Kolombia, Ghana, Ekuador, Nigeria, dan Kamboja.

“Lokakarya  ini mengundang 21 peserta dari berbagai latar belakang baik praktisi maupun akademisi untuk mengatasi kelangkaan lahan pertanian global,” kata Danang Kamis 9 November 2023.

Danang mengatakan dengan adanya pertemuan ini menjadi momen yang penting dalam mengatasi dan upaya tantangan lahan pertanian demi ketahanan pangan. Hal ini menjadi momentum agar pemerintah bersama akademisi, masyarakat dan swasta dapat berkolaborasi memulihkan lahan untuk masa depan yang berkelanjutan.

“Para pakar akan berdiskusi, berbagi ide inovatif, dan mendorong kolaborasi untuk merevolusi praktik pertanian,” jelasnya.

Menurut Danang harapannya dari hasil  pertemuan ini dapat menghasilkan resolusi dan rekomendasi sebagai bentuk tujuan bersama untuk mencari solusi inventif, yang tidak hanya memulihkan lahan pertanian namun juga membuka jalan bagi penghidupan berkelanjutan.

“Kita ingin juga ada upaya konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Kami dari Fakultas Geografi UGM juga memberikan contoh yang diharapkan memungkinkan semua mitra global untuk belajar dari praktik baik yang kita lakukan dengan kita mengajak melihat langsung hutan Wanagama yang dulunya lahan kritis menjadi hutan produktif dan hutan pendidikan,” paparnya.

SUMBER : www.liputan6.com ( klik sini )

Posting Komentar

0 Komentar