Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat perekonomian di wilayah tersebut pada
triwulan I-2024 mencapai Rp764,33 triliun dibandingkan triwulan IV-2023 yang
hanya Rp749,48 triliun, karena kinerja lapangan usaha transportasi dan
perdagangan yang meningkat.
"Artinya
perekonomian di Jatim tumbuh sebesar Rp14,85 triliun dibanding triwulan IV-2023
yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp470,63 triliun,"
ujar Kepala BPS Jatim Zulkipli, saat membacakan Berita Resmi Statistik di
Surabaya, Senin (6/5/2024).
Selain itu, kata dia,
terdapat pengadaan listrik, gas, akomodasi dan makan minum yang mencatatkan
pertumbuhan relatif tinggi. "Sumber pertumbuhan terbesar berturut-turut
diberikan oleh industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi," katanya.
Tak hanya itu, kinerja
industri pengolahan ditopang oleh meningkatnya kinerja industri pengolahan
tembakau, industri kertas, industri logam dasar, dan industri furnitur.
"Sedangkan kinerja sektor perdagangan masih tumbuh positif meskipun
melambat, demikian pula dengan perdagangan kendaraan bermotor yang cenderung
stagnan," kata Zulkipli.
Namun, lanjutnya, ada
keadaan yang kurang kondusif hingga menyebabkan turunnya produksi pertanian,
sedangkan kondisi sumur yang sudah tua mendorong kontraksi di pertambangan dan
penggalian.
Zulkipli menjelaskan,
pada kuartal pertama 2024 sektor pertanian mencapai minus 7,89% sedangkan pada
kuartal IV 2023 bisa mencapai 1,70%.
"El Nino telah
menyebabkan penurunan produksi yang signifikan, utamanya komoditas padi. Cuaca
yang kurang mendukung juga menyebabkan turunnya produksi hortikultura dan
kehutanan," ujarnya.
Oleh karena itu,
pihaknya mengimbau berdasarkan catatan tersebut para pemangku kepentingan bisa
melihat polanya dan dapat melakukan antisipasi. "Dari ini bisa dilihat
polanya, apa yang terlihat mengalami penurunan maupun kenaikan di sepanjang
2024 nantinya," tuturnya.
Pihaknya juga berharap data yang telah disampaikan melalui berita resmi statistik BPS Jatim tersebut bisa dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan.
0 Komentar