Hewan ternak
sapi mati karena terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten
Lampung Selatan (Lamsel) terus bertambah. Hal itu membuat para peternak semakin
was-was.
Di Desa
Rejosari, Kecamatan Natar, Lamsel, sebanyak tiga ekor ternak sapi milik warga
setempat meninggal dalam waktu hampir bersamaan akibat terjangkit penyakit LSD.
Warga Rejosari,
Benget Sitompul mengatakan, sudah ada tiga ekor sapi milik warga Rejosari mati
karena terserang penyakit LSD.
"Pemilik
ternak sapi bernama Wawan memberitahukan kepada saya tepatnya 10 hari sebelum
Idul Fitri lalu seekor sapinya mati karena penyakit LSD. Setelah Idul Fitri
mati lagi 1 ekor sapi, dan hari ini mati lagi 1 ekor sapi," kata Benget,
Senin (3/7/2023).
Selain tiga
ternak sapi mati itu lanjut Benget, masih ada beberapa sapi lain yang juga
terserang penyakit LSD.
"Informasi
yang masuk ke saya masih ada beberapa sapi lagi yang terjangkit LSD,"
katanya.
Ia
mengungkapkan, telah melaporkan sapi yang mati dan terjangkit penyakit LSD
tersebut ke petugas UPT Peternakan Natar agar bisa langsung bisa
ditindaklanjuti agar tidak semakin meluas.
"Saya sudah
teruskan kejadian ini ke kepala UPT Peternakan Natar. Info yang saya terima, setelah
kepala UPT terima info itu akan langsung terjun ke lokasi," ungkapnya.
Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamsel, Rini Ariasih saat ditelepon tidak
dijawab. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp juga belum memberi tanggapan.
Sebelumnya diberitakan,
peternak di Kecamatan Jati Agung, Lamsel, mengeluhkan sulitnya mendapat vaksin
penyakit LSD. Bahkan, peternak harus bayar Rp150 ribu untuk mendapatkan vaksin
itu.
Suyatno, warga
Desa Margo Agung, Kecamatan Jati Agung, Lamsel, mengeluhkan sulitnya mendapat
vaksin penyakit LSD saat acara bimbingan teknis (Bimtek) peternakan yang
dihadiri Ketua Komisi IV DPR RI Sudin di desa setempat, pada Rabu (28/6/2023).
Suyatno
mengatakan, saat ini di wilayah Kecamatan Jati Agung semakin banyak sapi
terserang penyakit LSD. Peternak sangat dirugikan dengan maraknya penyakit LSD
karena harga turun dan tidak sedikit ternak yang belum bisa disembuhkan.
"Kami
berharap kepada Pak Bupati dan Pak Sudin agar bisa mencarikan solusi mengatasi
masalah tersebut. Apalagi untuk pengobatan sapi yang terkena penyakit LSD kami
dikenakan biaya Rp150 ribu. Kami inginnya kalau bisa gratis, karena itu cukup
memberatkan,” kata Suyatno.
Menanggapi
keluhan itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin langsung menelepon Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Kementerian Pertanian RI untuk
bisa mengalokasikan vaksin penyakit LSD yang dibutuhkan para peternak di
Lamsel.Sudin memastikan peternak di Kabupaten Lamsel khususnya di Kecamatan
Jati Agung segera mendapatkan alokasi vaksin penyakit LSD secara gratis.
tersebar di 11 kabupaten/kota (lengkap lihat tabel).
"Dari 1.265
ternak sapi terjangkit penyakit LSD, sekitar 76 persen atau sebanyak 961 hewan
ternak sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan sisanya sebanyak 292 ekor sapi saat
ini masih proses penyembuhan, lalu 9 ekor potong bersyarat dan 3 ekor mati,”
katanya.
Lili
mengungkapkan, hewan ternak sapi terbanyak terjangkit penyakit LSD ada di Kota
Metro 403 kasus disusul Lampung Timur 355 kasus, dan Lampung Utara 200 kasus.
Ia menerangkan,
hingga kini Provinsi Lampung telah mendapat alokasi vaksin penyakit LSD
sebanyak 100.000 dosis, dan Disnakeswan telah memaksimalkan pendistribusiannya
ke 15 kabupaten/kota.
Lili
menjelaskan, vaksin yang telah didistribusikan di Kabupaten Lampung Barat
sebanyak 1.000 dosis, Tanggamus 200 dosis, Lampung Selatan ditambah UPTD PTS
sebanyak 9.480 dosis, Lampung Timur 18.000 dosis, Lampung Tengah ditambah UPTD
BB 30.120 dosis, Lampung Utara 3.400 dosis, dan Way Kanan 3.500 dosis.
Selanjutnya,
Tulang Bawang 5.780 dosis, Pesawaran 500 dosis, Pringsewu 500 dosis, Mesuji
2.500 dosis, Tubaba 3.500 dosis, Pesisir Barat 500 dosis, dan Metro 500 dosis.
"Sehingga
total distribusi vaksin saat ini total 79.480 dosis di 15 kabupaten/kota dari
target 111.200 dosis vaksin yang akan didistribusikan,” ujarnya. (*)
"Saya sudah
menghubungi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan minta minggu depan agar obat
(vaksin) tersebut sudah ada di Lamsel. Saya nggak mau tahu kalau dirjennya
nggak mampu saya suruh ganti sekalian. Karena kalau sama saya singkat
saja," kata Sudin.
Sudin minta
kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung bisa memberikan
data valid terkait jumlah hewan ternak terinfeksi penyakit LSD. Hal itu untuk
mempermudah pendistribusian vaksin dan obat bagi hewan ternak di kabupaten/kota
di Lampung.
Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung, Lili Mawarti
saat dihubungi mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit LSD, pihaknya
mempercepat vaksinasi terhadap hewan ternak sapi.
Disnakeswan
mencatat, hingga kini ada 1.265 sapi di Provinsi Lampung terjangkit penyakit
LSD
0 Komentar